Lecturer Weblog | Universitas Negeri Padang

 Senin, 05-Mei-2025

Blog Post Section -->

PROSES MORFOLOGI PADA NOMINA TURUNAN BERAFIKS PEN- DAN PER- BAHASA INDONESIA


Senin, 5 Mei 2025 | 12:03 WIB

Morfologi derivasi dan infleksi memiliki perbedaan dan persamaan. Berdasarkan pendapat Bauer (1983:29), Aronoff dan Fudeman (2005:45), dan Boiij (2005:112) pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa salah satu perbedaan proses derivasi dan infleksi yakni derivasi menghasilkan leksem dari leksem dan infleksi menghasilkan bentuk-bentuk kata (word-forms) dari suatu leksem. Jika ditelaah lebih lanjut, secara tersirat Bauer (1983), Aronoff dan Fudeman (2005) dan Boiij (2005) mengemukakan persamaan proses derivasi dan infleksi dari segi (D)asar (base) yakni leksem. Proses derivasi dan infleksi sama-sama memproses leksem sebagai D. Selanjutnya berarti pula bahwa leksem yang memperlihatkan infleksi, dalam sintaksis akan muncul dengan beberapa bentuk-kata (beberapa kata gramatikal) seperti leksem CARI muncul dengan bentuk-kata mencari, dicari, kucari, kaucari, carilah, tetapi leksem yang tidak memperlihatkan infleksi, dalam sintaksis akan muncul dengan satu bentuk-kata (satu kata gramatikal) seperti leksem PERGI muncul dengan bentuk-kata  pergi.
Dalam tulisan ini, akan dibahas nomina turunan berafiks peN- dan per-dari perspektif morfologi derivasi dan infleksi. Untuk memahami proses derivasi dan infleksi tersebut, nomina turunan dioposisikan  dengan D atau base. Dasar (D) adalah unit lingual yang diimbuhi oleh afiks derivasi dan atau afiks infleksi dalam konteks morfologi derivasi dan infleksi (Katamba, 1993:45), dan sama dengan istilah ‘bentuk dasar’ yang digunakan Ramlan (1987:49) yakni satuan lingual, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar (bentuk turunan) seperti pemburu diturunkan dari (bentuk) D -buru, dan  pengendara diturunkan dari (bentuk) D -kendarai.

Makalah ini dapat dilihat di dalam Prosiding Makalah Seminar Nasional Tahun 2010.