Bentuk tuturan bahasa yang digunakan penutur dipengaruhi oleh peran sosialnya ketika berhadapan dengan lawan tutur. Dalam komunikasi sehari-hari, bentuk tuturan seringkali memiliki maksud tertentu (pragmatik) yang berbeda atau tidak sama lagi dengan maknanya (semantik). Hal itu terjadi karena penutur sangat mempertimbangkan peran sosialnya dan peran sosial lawan tuturnya ketika komunikasi berlangsung. Kajian seperti ini berkaitan dengan pendapat Sudaryanto (2004:3) bahwa pemakaian bahasa dibedakan atas dua dataran yakni dataran kultivator dan dataran kreator. Pada dataran kultivator bahasa dipakai secara komunional yakni perjumpaan antarpelaku (aktor); pada dataran kreator bahasa dipakai secara komunikasional yakni perjumpaan antarperan. Menurutnya lagi, pemakaian pada dataran kreator menghasilkan berbagai ragam bahasa kreatif yang melahirkan dan mengembangkan kebudayaan; pemakaian pada dataran kultivator melanggengkan bentuk atau sosok bahasa yang sudah ada dengan segala kerumitan dan khasannya.
Seseorang bisa berbeda peran sosialnya dalam aktivitas komunikasi yang berbeda pula. Hal itu dapat dilihat berdasarkan lawan tutur, tempat, dan persoalannya. Di dalam ruangan kuliah yang sedang berlangsung perkuliahan, seorang X akan berperan sosial sebagai dosen dan beberapa Y akan berperan sebagai mahasiswa. Strategi X dan strategi Y berkomunikasi jelas dipengaruhi oleh peran sosialnya masing. Jika dilihat hubungan antar peran sosial dalam komunikasi, tampaknya peran-peran sosial tersebut berbeda statusnya.
Oleh karena manusia hidup dalam kondisi, situasi dan tempat yang berpindah-pindah dan berhadapan (berdialog) dengan lawan tutur dengan peran sosial yang berbeda-beda, maka dituntut terjadinya peralihan peran sosial dalam komunikasi. Jika tidak terjadi peralihan peran sosial ketika bertutur maka akibatnya adalah sering terjadinya komunikasi yang kebablasan. Ketika peran sosial yang tetap dan bertutur dengan ‘baju’ peran sosial tersebut padahal sudah seharusnya terjadi peralihan peran sosial dan mengharuskan pula terjadi cara bertutur maka mengakibatkan kontra komunikasi sering terjadi.
Makalah ini dapat dilihat di dalam Prosiding Makalah Kolita 3 Tahun 2005.